Materi Teks Anekdot

Mengacu kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia, teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang pent

Pengertian Teks Anekdot

Pertama kali yang harus kamu pahami perihal materi teks anekdot ialah definisi teks anekdot itu sendiri. Mengacu kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia, teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Dengan kata lain, teks anekdot berisikan cerita fiksi yang disajikan berdasarkan kisah dari kehidupan nyata dan biasanya melibatkan orang terkenal. Teks ini dulu cukup populer pada saat media massa cetak masih berjaya. Sebab, teks anekdot menjadi salah satu bagian rubrik hiburan para pembaca.

Dulu, dalam rubrik anekdot, cerita lucu biasanya berisikan kritik-kritik sosial mengenai kehidupan sehari-hari. Kini, teks anekdot tak hanya berseliweran di media massa cetak, melainkan juga media sosial. Biasanya, teks anekdot zaman now itu berseliweran dalam bentuk meme, cuplikan dialog lucu dalam sebuah postingan Instagram, dan lain sebagainya.


Fungsi dan Tujuan Teks Anekdot

Teks anekdot tentunya memiliki fungsi dan tujuan. Fungsi dari teks anekdot ada dua, yakni fungsi primer dan sekunder. Fungsi primer dari teks anekdot adalah sebagai sarana atau wahana ekspresi yang berhubungan dengan ketidakpuasan, kejengkelan, kemarahan, dan sebagainya. Lalu, fungsi sekundernya ialah bahan hiburan, analogi, atau contoh dalam menjelaskan sesuatu, penarik perhatian, dan sebagainya.

Fungsi tersebut secara tak langsung berkaitan dengan tujuan adanya teks anekdot. Tujuan teks anekdot terbagi menjadi tiga. Pertama, menyampaikan kritikan secara tak langsung dengan cara sindiran pada layanan publik di bidang hukum, politik, lingkungan, dan sosial.

Kedua, membangkitkan atau menggairahkan tawa untuk menghibur pembaca. Dan, ketiga, mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum dari kisah singkat itu sendiri atau untuk melukiskan suatu sifat dengan ringan.


Ciri-Ciri Teks Anekdot

Untuk lebih mengetahui mengenai teks anekdot, kamu harus tahu seperti apa ciri-cirinya. Adapun, ciri-ciri dari teks anekdot cukup mudah dipahami. 

  • Pertama, teks anekdot itu pada dasarnya ialah cerita fiksi atau percakapan singkat dengan gambaran realistis.
  • Kedua, anekdot itu bersifat menggelitik, lucu, jengkel, dan konyol. 
  • Ketiga, isinya menyindir secara tidak langsung. Dan, keempat, di dalamnya terkandung tokoh, latar, rangkaian peristiwa, pelajaran, dan nasihat.
  • Keempat ciri ini merupakan ciri utama dari teks anekdot. Adapun, ciri khusus yang kiranya harus kamu ketahui, yakni biasanya tokohnya merupakan figur yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, misalnya figur selebriti, politikus, dan sosok lainnya yang sudah diketahui publik secara luas. Bahkan, sekarang ada saja tokoh dalam teks anekdot yang menggunakan pencitraan suatu pekerjaan tertentu, seperti polisi, tentara, dan lain sebagainya.


Persamaan dan Perbedaan dengan Teks Humor

Seringkali, banyak orang sulit membedakan antara teks anekdot dengan teks humor. Tak jarang, banyak yang menyamakan kedua teks tersebut. Memang keduanya memiliki persamaan. Namun, keduanya juga memiliki perbedaan.

Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara anekdot dengan humor, kamu harus tahu dulu pengertian dari teks humor. Secara sederhana, teks humor adalah teks yang berisi rangsangan yang cenderung secara spontan memancing tawa atau senyum para pembaca atau pendengar.

Nah, setelah kita tahu pengertiannya, sekarang masuk ke dalam persamaan dan perbedaannya. Mulai dari persamaannya, pada dasarnya, persamaan teks anekdot dan teks humor ialah dibuat untuk membuat orang tertawa karena isinya lucu.

Sedangkan, perbedaannya cukup banyak. Anekdot bertujuan untuk menyindir seseorang yang biasanya merupakan orang penting. Sedangkan, humor bertujuan menghibur dan tidak berisi sindiran kepada orang penting.

Perbedaan kedua, dalam anekdot terdapat kritik, sedangkan pada humor tak ada kritik. Ketiga, teks anekdot isinya terstruktur, sedangkan humor isinya tak terstruktur. Dan, perbedaan keempat ialah pada teks anekdot menggunakan bahasa yang sopan dan penulisan baku, sedangkan pada teks humor terkadang mengandung bahasa yang kurang sopan sebagai humor.


Struktur Teks Anekdot

Dalam teks anekdot terdapat struktur utama pembangunnya. Struktur tersebut terbagi menjadi lima bagian, yakni abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Berikut pengertiannya:

  • Abstraksi ialah bagian awal dari teks yang berfungsi memberikan gambaran secara jelas mengenai isi. Biasanya, bagian ini menunjukkan hal unik yang terdapat di dalam teks. Abstraksi dalam anekdot pada dasarnya bersifat opsional, boleh ada dan tidak.
  • Orientasi ialah bagian yang menunjukkan latar belakang bagaimana peristiwa terjadi atau bagian yang menunjukkan awal kejadian.
  • Krisis ialah bagian bertujuan menghibur dan tidak berisi orang penting.
  • Reaksi ialah bagian yang berisi cara penulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis. Jadi, pada bagian ini kamu akan menangkap bagaimana cara penulis menyelesaikan masalah yang sudah dihadapi dalam cerita dengan caranya sendiri.
  • Koda ialah bagian akhir dari cerita unik. Pada bagian ini bisa juga berisikan simpulan  tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis. Bagian ini bersifat opsional.


Unsur Kebahasaan Teks Anekdot

Selain memiliki unsur sebagai sebuah prosa, teks anekdot juga memiliki unsur kebahasaan sebagai sebuah sastra. Unsur-unsur kebahasaan yang terkandung di dalamnya dapat dibedah sebagai berikut.

1. Menggunakan Kata Kerja Lampau

Sebuah anekdot yang diceritakan, tandanya ia pernah terjadi. Makanya dalam membuat contoh teks anekdot harus menggunakan kata kerja lampau.

Kaidah kebahasaan teks anekdot ini akan lebih jelas jika ditulis dalam bahasa asing yang memiliki peraturan kata kerja lampau. Dalam bahasa Indonesia sendiri ini tidak terlalu berpengaruh.

2. Mengandung Pernyataan atau Pertanyaan Retorik

Maksud dari retorik adalah sesuatu yang sudah menjadi rahasia umum, atau bisa juga disebut sesuatu yang secara umum disetujui. Oleh karena itu pertanyaan yang bersifat retorik tidak membutuhkan jawaban karena penanya dan penjawab dianggap sudah tahu jawabannya.

Contoh pertanyaan retorik, “Apakah ibu kota memang sekejam ini?”

Contoh pernyataan retorik, “Namanya juga ibu kota, kalau tidak kejam namanya ibu peri.”

3. Menggunakan Konjungsi

Konjungsi atau kata hubung merupakan kata yang digunakan untuk menciptakan sebuah hubungan atau rangkaian. Hubungan yang dimaksud dapat berdasar waktu seperti “dan”, “lalu”, “kemudian”; atau berdasar kausalitas seperti “sehingga’, “maka”, dan sebagainya.

nekdot biasanya diceritakan dalam bentuk yang sangat singkat dan terfokus kepada masalah tertentu. Karena itu untuk menghemat waktu, alurnya sering diceritakan melompat secara cepat. Lompatan dari abstraksi ke orientasi atau dari event ke event perlu menggunakan konjungsi (kata hubung).

Contoh dari abstraksi ke orientasi seperti berikut.

“Mamat adalah seorang penjual lontong sayur di Terminal Kampung Rambutan. Satu saat datanglah seorang pembeli. Kemudian pembeli itu bertanya.”

4. Kalimat Aktif (Transitif – Intransitif)

Alasan menggunakan kalimat aktif pada  teks anekdot sama dengan penggunaannya pada cerpen. Kalimat aktif lebih berpotensi mengaktifkan pikiran dan imajinasi.

Selain itu, kalimat aktif juga secara gramatikal lebih mudah ditulis. Ini akan sangat terasa jika menulis anekdot dalam bahasa asing seperti Inggris, Arab, dan sebagainya. Maka, sebisa mungkin hindari kalimat negatif dalam membuat sebuah teks anekdot.

5. Menggunakan Majas

Majas memiliki arti gaya atau corak berbahasa. Sebagai sebuah adopsi dari kejadian nyata yang telah mengalami proses kreatif, anekdot sering menggunakan gaya bahasa. Gaya bahasa ini berguna untuk menjadikan anekdot lebih bernyawa dan mengundang tawa.

Majas yang sering digunakan dalam teks anekdot antara lain sebagai berikut.

Majas Perbandingan. Misalnya, “Di Amerika polisi bawa senjata baru seram, di Indonesia polisi tidur saja sudah seram.”

Majas Personifikasi (seolah hidup). Misalnya, “Kasihan si Anjing, sering dikambinghitamkan. Kalau saja bisa bicara, dia bakal ngomong,’nggak usah sok deket sama gue dah.’”

Majas Pengandaian. Misalnya. “Untung Decepticon adanya di Amerika. Andai ada di Indonesia, udah dipreteli sama tukang besi bekas dari Madura.”

Majas Hiperbola (berlebih-lebihan). “Dia mah kaya banget. Kamu tuh kalau liat duitnya, bisa ditumpuk sampai bulan.”

Majas Sarkasme (sindiran kasar). “Suara kamu bagus banget, sampai bisa bikin jebol telinga orang.”

Majas Satire (sindiran halus). “Negara kita kaya kok, dari pohon, ikan, sampai orang bisa dijual.”


Contoh Anekdot

Judul: Lebih Pintar

Poniman diberhentikan polisi di jalan karena kaca spionnya hanya sebelah.

Poniman : Tolong, pak Polisi. Kita damai saja, ya! Bagaimana kalau saya belikan rokok di warung sana?

Polisi : Ya, sudah. Sana, cepat!

Poniman : (Pergi  ke warung rokok)

Pak, beli rokok 2 bungkus. Nanti pak polisi itu yang bayar.

Penjual : Ah, yang bener?

Poniman : Beneran. Ni, saya panggilin.

(Melambai dan berteriak ke polisi.) Pak polisi! Yang ini, kan?

Polisi : (Mengangkat jempol) Ya.

Poniman : (Membawa rokok ke polisi.) Nih, pak. Sebungkus rokok spesial buat pak polisi yang gagah.

Polisi : Bisa aja, kamu. Sudah, pergi sana cepat!

Penjual : (Menghadap polisi setelah Poniman pergi) Pak, rokok yang tadi belum dibayar. Katanya bapak yang mau bayar.

Polisi : Hah!? Sialan, gue dikerjain!

Yaudah, berapa jadinya?

Penjual : Dua bungkus, jadinya 30 ribu, Pak.

Polisi : Apa!? Asemm!


Judul: Siapa yang Lebih Pintar?

Poniman tertangkap karena menipu polisi. Polisi yang kena tipu sebungkus rokok akhirnya berhasil menangkapnya, dan mengajukannya ke meja hijau.

Hakim : Dengan ini, sidang memutuskan, bahwa atas kejahatannya merugikan orang lain, terdakwa Poniman dijatuhi vonis 5 tahun penjara.

Poniman : Keberatan, Yang Mulia. Kenapa hukuman saya berat sekali. Koruptor 2 milyar saja kemarin hanya dihukum 3 tahun.

Hakim : 2 triliun itu dia ambil dari 200 juta rakyat. Jadi tiap rakyat hanya dirugikan 10 ribu. Lha kamu merugikan 15 ribu per orang. Wajar hukumanmu lebih lama

Poniman : Asemm!!


Posting Komentar

© InsKita. All rights reserved. Premium By Raushan Design